Desain Boss yang Menawan
Anda yang sering membaca JagatPlay, terutama dari review saya pribadi, tentu tahu bahwa kami jarang sekali berbicara atau memberikan point tersendiri untuk sebuah pertarungan boss. Mengapa? Karena hampir sebagian besar game yang dirilis saat ini biasanya berakhir dengan boss yang terasa begitu “dangkal” dan monoton, atau bahkan tak punya boss sama sekali. Bahkan untuk kelas game JRPG / RPG sekalipun, boss biasanya berakhir jadi varian musuh lebih tanky dengan damage besar yang butuh lebih banyak peluru atau sayatan pedang untuk dibunuh. Namun untuk Dark Souls 3 ini, hanya ada satu kata untuk menjelaskan keseluruhan struktur boss yang ia usung – jenius! Bahwa ada keberanian untuk keluar dari pakem ini dan mendefinisikan kembali kata “tantangan” dalam sesuatu yang jauh lebih kreatif dari kami bayangkan. Anda akan bertemu dengan banyak varian pertarungan boss yang tak hanya menawarkan desain yang cukup untuk membuat mulut Anda menganga terkesima, tetapi juga dengan ekstra tantangan baru yang butuh waktu untuk dipelajari dan dikuasai kembali.Di setengah awal permainan, Anda mungkin akan merasa bahwa Dark Souls 3 ternyata tak sesulit yang Anda bayangkan. Karena tidak akan ada titik permainan yang akan memaksa Anda harus mengulang banyak pertarungan boss berulang kali. Beberapa boss awal terasa begitu lemah dengan animasi serangan yang mudah terbaca dan kondisi health yang jauh lebih rapuh untuk dihabisi begitu saja. Namun semuanya berubah ketika Anda menyelesaikan Abyss Watcher. Paruh keduanya akan berisikan eskalasi tingkat kesulitan yang lumayan menanjak dan menguras tenaga ekstra untuk diselesaikan. Seberapa signifikan? Cukup signifikan untuk membuat kami harus berkutat dengan boss yang sama tak lebih dari 3 jam, mati, lari menuju fog, bertarung, mati, hidup kembali di bonfire, lari menuju fog, tak sempat bertarung, mati lagi, dan seterusnya.
Tetapi kombinasi dan variasi seperti inilah yang membuat Dark Souls 3 merebut hati kami dari sisi pertarungan boss. Ia tak melulu soal sebuah tantangan yang butuh koordinasi mata dan tangan Anda bekerja dengan baik serta ekstra timing di dalamnya. Ada beberapa boss yang lebih soal menguji kesabaran, sementara boss lain lebih mengandalkan observasi Anda soal apa yang harus dilakukan. Variasi seperti inilah yang kita bicarakan di Dark Souls 3 ini. Bahwa Boss tak selalu berujung pada usaha untuk menyarangkan damage senjata dan terkadang berakhir menjadikan otak Anda sebagai senjata yang jauh lebih bisa diandalkan. Hampir bisa dibilang, semua boss di Dark Souls 3 berujung jadi sesuatu yang tak bisa diprediksi. Beberapa mungkin akan membuat Anda frustrasi namun tak sedikit pula yang akan mengejutkan Anda lewat keunikan sensasi pertarungan yang ia tawarkan. Anda akan bertemu dengan mereka dari beragam ukuran yang masing-masing biasanya akan menuntut strategi tertentu untuk diselesaikan.
Namun sayangnya, terutama karena masalah ukuran, variasi seperti ini menyisakan permasalahan tersendiri ketika Anda mulai menggunakan lock-on kamera untuk mengunci perhatian Anda pada apa yang dilakukan setiap boss ini. Kamera benar-benar tak bisa diandalkan ketika kita mulai berbicara soal musuh yang punya ukuran raksasa karena sistem kunci yang membuat gerak kamera yang FOV-nya terbatas ini menjadi lebih canggung. Daripada sesuatu yang bisa diandalkan, kamera seperti ini justru bisa jadi kerugian tersendiri karena Anda justru berakhir tak bisa melihat animasi serangan boss yang ada. Boss yang punya serangan thrust ekstra cepat yang membuat mereka bisa berpindah cepat ke area lain juga tak kalah menjengkelkannya. Kami beberapa kali sempat bertemu dengan kasus lock-on kamera yang menghilang begitu saja karena gerak boss yang terlalu cepat, membuat mereka membelakangi kami begitu saja. Parahnya lagi? Ketika Anda berusaha mengunci mereka kembali dengan cepat, perintah Anda justru tak tereksekusi baik. Alih-alih membawa kembali lock-on ini, kamera justru kembali ke arah pandang utama Anda. Sebuah ekstra frustasi untuk sebuah game yang sebenarnya sudah cukup untuk membuat Anda menyerah.
Multiplayer = Solusi Rasa Frustrasi
Apa yang terjadi jika Anda sudah membeli Dark Souls 3 ini dan menikmati setiap momennya, tetapi berhadapan dengan sebuah dinding tingkat kesulitan yang entah karena alasan apa tak pernah “membiarkan” Anda untuk lewat dengan mudah? Begitu sulitnya, hingga berapa banyak pun percobaan yang Anda lakukan, selalu berakhir dengan satu atau dua buah titik kesalahan tak terhindarkan yang membuat Anda harus menempuh segala sesuatunya dari awal kembali. Kondisi yang membuat tali tambang di gudang dan langit-langit tinggi dengan pancang tiang di dekat pintu masuk rumah jadi kombinasi solusi yang menggoda. Semuanya untuk mengakhiri penderitaan ini. Untungnya? Seperti seri Souls sebelumnya, solusinya sebenarnya super sederhana. Mengenyampingkan sedikit rasa harga diri dan mulai minta bantuan ke mereka yang lebih ahli.Kita tidak sedang membicarakan tips dan trick yang mungkin tak efektif untuk ditempuh di skenario ini. Tetapi benar-benar memanggil karakter player lain untuk masuk ke dalam dunia Anda dan membantu Anda menghabisi boss apapun yang sudah menyita waktu Anda selama berjam-jam atau bahkan berhari-hari. Berita baiknya? Mode multiplayer benar-benar sangat mudah untuk diakses. Jika Anda ingin player lain bergabung ke dunia Anda, maka yang perlu Anda lakukan hanyalah menggunakan sebuah item bernama “Ember”. Begitu aktif, Anda akan langsung bisa melihat Summon Sign yang biasanya tersebar dekat api unggun atau pintu masuk boss. Jika sebaliknya, Anda ingin berbaik hati menolong orang lainn melawan boss mereka, Anda bisa menggunakan soapstone untuk meletakkan summon sign untuk dipanggil oleh player lain. Untuk skenario kedua ini, Anda akan mendapatkan reward ekstra souls dan ember jika berhasil membantu mereka.
Rasa frustrasi ini jugalah yang kami pribadi rasakan. Setelah hampir menyelesaikan semua boss dan optional boss seorang diri lewat banyak proses trial dan error, kami akhirnya tiba di titik tersulit – dua boss terakhir untuk Dark Souls 3. Satu berhubungan dengan cerita yang langsung akan mengakhiri permainan dan satunya lagi adalah boss optional – Nameless King yang digadang sebagai boss tersulit di game ini. Maka nama kedua inilah yang jadi sumber tantangan terbesar kami. Kami berusaha menjajal untuk membunuhnya selama 2 hari terakhir untuk “mempermanis” proses review ini namun tak pernah berhasil. Fase kedua Nameless King punya ritme yang cukup canggung untuk karakter kami yang mengandalkan proses rolling. Dengan health yang minim, satu kali saja kesalahan kecil maka kami harus mulai segala sesuatunya kembali dari awal. Selama dua hari, dengan otak yang nyaris minta berhenti berfungsi, kami tak pernah menang melawan Nameless King.
Di tengah rasa frustrasi, langkah selanjutnya adalah menanggalkan jubah harga diri dan berteriak minta tolong. Tergabung dalam forum Facebook Souls & Bloodborne Indonesia, teriakan minta tolong kami di jam 2 pagi sebelum review ini ditulis akhirnya direspon oleh tiga pemain Dark Souls 3 Indonesia yang salah satunya bahkan sudah meraih Platinum. Tak ada lagi kesempatan terbaik untuk meminta mereka bergabung di dunia kami dan membantu kami membasmi Nameless King. Karena di titik ini, pemikiran soal tali tambang dan tiang pancang kembali muncul dan menghantui. Shoutout untuk ketiga player: animaxultima (Loiza/ Agi), Ghost (pwpw17/Phiaw), dan Domon666 (Devon) yang berhasil mempersingkat perjuangan tiga hari ini dengan sekitar 2-3 kali coba saja. Proses setting password yang mudah membuat Anda bisa membuat sesi seperti ini private tanpa diganggu player yang lain dengan netcode yang juga tak banyak bermasalah.
Anda selalu bisa memanggil dua player dalam kondisi Ember seperti ini untuk membantu Anda mengatasi beragam rintangan yang ada. Jika Anda masih tak cukup optimis, Anda juga punya kebebasan untuk menggunakan sebuah item terpisah bernama “Dried Fingers” yang berfungsi seperti sebuah meja roulette untuk memanggil karakter ketiga ke dalam area permainan Anda. Mengapa? Karena tak seperti Ember sebelumnya yang selalu memanggil dua karakter protagonis, sesi public dengan Dried Fingers punya potensi untuk memanggil player lain yang hadir dengan intensi yang buruk – menghabisi Anda secepat yang mereka bisa. Para Mad Phantom yang berfungsi sebagai lawan ini jadi ekstra daya tarik untuk sebuah format PvP Dark Souls 3 yang jadi salah satu daya tarik yang tak bisa diabaikan begitu saja.
Memulai proses untuk membantu player lain yang mungkin kesulitan untuk mengalahkan boss yang sama pagi ini juga kian memperkuat pandangan positif kami akan mode multiplayer DarK Souls 3 ini. Anda bisa bersenang-senang dengan ekstra PvP, tetapi juga membantu player lain dalam format kooperatif untuk memastikan rasa frustrasi mereka tak terus berlanjut dengan dukungan teknis dan user-interface yang mudah dikuasai pula.
Desain Side-Quest Implisit
Setelah berjuang selama lebih dari 50 jam, kami akhirnya secara bangga mengumumkan bahwa kami berhasil menyelesaikan Dark Souls 3. Sebuah prestasi personal setelah kegagalan dan rasa putus asa yang membuat kami tak pernah menyelesaikan seri Souls – Demon maupun Dark Souls – sebelumnya. Namun apakah ia akan berakhir dengan rasa kepuasan? Sayangnya, hanya sedikit porsi sensasi tersebut muncul. Karena setelah melihat kembali walkthrough yang tersebar di dunia maya, Dark Souls 3 ternyata punya segudang rahasia dan side quest yang mudah dilewatkan begitu saja jika Anda tak menaruh perhatian ekstra untuk melakukan observasi di setiap titik yang dimungkinkan. Dibandingkan dengan sesi permainan pertama kami, kami melewatkan begitu banyak hal.Hal inilah yang membuat tingkat replayability Dark Souls 3 bahkan jauh lebih tinggi daripada sekedar kesempatan untuk menjajal gaya karakter yang berbeda di playthrough selanjutnya. NG+ atau NG++ atau NG+++ dan seterusnya juga bisa dilihat sebagai kesempatan untuk menjajal ragam side quest Dark Souls 3 yang semuanya hadir dalam bentuk yang sangat implisit. Ingat, ini bukan game action RPG pada umumnya, jadi Anda tak akan bertemu dengan arah jelas side quest apa saja yang tengah terjadi, yang belum terjadi, atau sudah terjadi. Semuanya mengandalkan observasi Anda atau mungkin, ekstra walkthrough yang Anda temukan di dunia maya.
Lantas, apa yang membuat side quest-side quest super implisit ini menjadi sesuatu yang berharga untuk dijajal? Pertama, tentu saja reward. Tak sedikit side-quest yang akan menawarkan kepada Anda item atau senjata yang tak mungkin bisa Anda temukan di sekedar playthrough biasa. Uniknya dengan sistem side-quest di Dark Souls 3? Tak pernah ada indikator jelas apa yang harus Anda lakukan atau sampai pada titik dimana ia masih bisa diambil. Karena kami sempat penasaran dengan salah satu side-quest via informasi di internet, kembali ke titik seharusnya, dan berakhir tak menemukan karakter yang seharusnya jadi pemicu side-quest ternyata sudah tak lagi berada di sana. Ternyata ada batas jelas bahwa jika Anda sudah menyentuh titik tertentu, Anda bisa mengucapkan selamat tinggal untuk side-quest ini.
Kedua, adalah ending. Seperti yang bisa Anda prediksi, Dark Souls 3 juga hadir dengan ragam alternatif ending yang salah satunya mengharuskan Anda untuk terlibat dalam side quest yang butuh runtut pemicu yang cukup kompleks di dalamnya. Jadi jika Anda termasuk seorang gamer yang butuh menyelesaikan semua game dengan sempurna sekali jalan, pastikan Anda tak melewatkan serangkaian side-quest di game ini seperti kesalahan yang terjadi pada kami.
Epic Music!
Kesimpulan
Jadi apa yang bisa disimpulkan di Dark Souls 3 ini? Bahwa ia menawarkan kualitas yang akan membuat gamer, terlepas apakah Anda penggemar seri Souls ataupun tidak, terpesona. Konsistensi untuk tetap menawarkan tingkat kesulitan super tinggi yang diwarnai dengan music epic yang cukup untuk membuat bulu kuduk Anda merinding hanyalah satu dari begitu banyak nilai jual yang ia tawarkan. Visualisasi memesona, dunia luas yang mengundang Anda untuk menjelajahinya, kebebasan membangun karakter, variasi item dan equipment yang begitu banyak, side quest yang didesain implisit, hingga pertarungan boss yang tak pernah monoton membuanya berakhir jadi salah satu pengalaman game action RPG terbaik yang pernah kami dapatkan. Satu yang pasti, Anda akan bertemu dengan banyak media gaming termasuk kami, yang tak akan berkeberatan untuk menyebutnya sebagai kandidat Game of the Year di tahun 2016 ini jika memang “lawan” yang akan dirilis 8 bulan ke depan memang tak mampu menawarkan kualitas yang sebanding.Apakah Dark Souls 3 sempurna? Di mata kami, nyaris. Satu-satunya keluhan yang kami miliki hanyalah sistem kamera yang terkadang berakhir menjengkelkan, apalagi jika Anda berhadapan dengan musuh yang punya ukuran di atas rata-rata atau punya kemampuan serangan yang membuat mereka bisa bergerak cepat melintasi arena pertarungan yang ada. Di titik tertentu, kamera yang terus berjuang mengikuti gerak musuh dengan FOV yang begitu sempit ini justru bisa berakhir jadi alasan Anda tewas sia-sia. Kasus terburuknya terjadi ketika Anda berhadapan dengan Nameless King yang tak hanya cepat, tetapi juga punya naga raksasa dengan kepala panjang yang cukup lincah bergerak. Begitu menyebalkannya hingga kami tak lagi tertarik menggunakan sistem lock-on di pertarungan boss yang satu ini.
Dark Souls 3 adalah salah satu game action RPG terbaik di tahun 2016 ini. Ia menawarkan apa yang Anda sukai dari seri-seri Souls sebelumnya, menyempurnakannya, dan membungkusnya dengan daya tarik yang terasa lebih solid dan menggoda di saat yang sama. Ini adalah sebuah proyek yang akan terus membuat Anda kembali dan kembali dan mulai melihat kegagalan dengan senyum dan rasa optimisme. Game yang membuat Anda mulai melihat kematian sebagai sebuah candu yang memabukkan.
If you would like an alternative to randomly approaching girls and trying to find out the right thing to say...
BalasHapusIf you'd rather have women chase YOU, instead of spending your nights prowling around in crowded bars and nightclubs...
Then I encourage you to view this short video to learn a strange secret that has the potential to get you your own harem of beautiful women:
FACEBOOK SEDUCTION SYSTEM...