Sebuah pendekatan yang menyegarkan, kalimat yang satu ini memang
masih pantas mengarah untuk Far Cry Primal, proyek game action
open-world terbaru dari Ubisoft. Mengikuti siklus yang mereka tetapkan
sejak seri ketiga, tahun 2016 memang seharusnya jadi tahun seri spin-off
yang biasanya muncul sebelum Ubisoft melemparkan seri utama Far Cry,
seperti yang terjadi dengan Blood Dragon di sela-sela rilis seri ketiga
dan keempat. Ada beberapa hal yang membuat Far Cry Primal ini menarik.
Namun setting anti-mainstream yang alih-alih mengikuti arus perang
futuristik seperti game action FPS raksasa yang lain dan justru membawa
Anda ke masa zaman purbakala-lah yang membuat banyak orang menantikan
game yang satu ini.
Anda yang sempat membaca preview kami sebelumnya
tentu saja sudah memahami bagaimana kesan pertama yang kami tangkap
soal game ini. Dari sisi atmosfer, ia memang berhasil membuat Anda
percaya bahwa Anda memang tengah terjebak di masa dimana kematian adalah
sesuatu yang mudah untuk terjadi. Dimana tak hanya suku yang lain, alam
juga memosisikan Anda sebagai bagian dari rantai makanan dan tak lebih.
Pendekatan visualnya memang terkesan agak datar jika dibandingkan Far
Cry 4, terutama dari kontras warna yang memang membuatnya terlihat tak
begitu menarik. Sementara dari sisi gameplay, fakta bahwa ia hadir tanpa
senjata api sama sekali memang menawarkan sensasi action yang sedikit
berbeda. Sayangnya, ia tetap memunculkan banyak hal yang meninggalkan
kesan familiar yang terlalu kentara.
Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Far Cry Primal? Mengapa
kami menyebutnya sebagai game yang menawarkan tema alam yang kuat di
dalamnya? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.
Plot
Far Cry Primal akan membawa Anda di tahun 10.000 sebelum Masehi.
Far Cry Primal akan membawa Anda pada kehidupan manusia di tahun
10.000 sebelum Masehi, dimana teknologi masih berkisar pada usaha untuk
memanipulasi bentuk batu dan kayu untuk satu tujuan – bertahan hidup.
Manusia hanyalah bagian dari rantai makanan dan lebih diposisikan tak
lebih dari sekedar mangsa lezat yang menunggu untuk masuk ke dalam perut
banyak binatang buas yang berukuran besar. Jika alam masih tak cukup
menyeramkan, eksistensi manusia juga harus terancam oleh manusia itu
sendiri.
Di sebuah daratan luas bernama Oros, Anda berperan sebagai seorang
anggota suku Wenja bernama Takkar. Tersebar di keseluruhan penjuru Oros,
garis nasib akhirnya mengharuskan Takkar berperan sebagai seorang
pemersatu, penyelamat, sekaligus penjamin eksistensi Wenja sebagai suku.
Tak hanya harus melawan Mammoth dan harimau Sabertooth yang bisa
membunuh manusia dalam sekejap, eksistensi Wenja juga terancam oleh
kehadiran dua suku bengis – Udam dan Izila. Udam yang berdiam di wilayah
utara dikenal sebagai suku kanibal yang melihat manusia tak berbeda
dengan hewan, sumber protein yang lezat. Sementara Izila di wilayah
selatan adalah suku pemuja api fanatik yang berusaha memperbudak Wenja.
Udam dipimpin oleh ksatria bernama Ull, sedangkan Izila dipimpin pendeta
bernama Batari.
Takkar sendiri diminta untuk mengumpulkan anggota Wenja yang tersebar
di Oros. Tak hanya binatang buas, mereka juga harus bertahan hidup dari
ancaman dua suku lainnya. Di utara ada suku kanibal Udam yang dipimpin seorang petarung bernama Ull. Sementara selatan dikuasai suku pemuja api – Izila yang dipimpin pendeta wanita – Batari.
Ini tentu saja bukan tugas yang mudah untuk seorang Takkar. Namun
untungnya, ia sendiri bukanlah manusia “biasa”. Hubungan spiritualnya
yang kuat membuat Takkar menjalin keeratan dengan alam dan segala
kehidupan di dalamnya, yang membuatnya secara istimewa punya kemampuan
untuk mengendalikan binatang tertentu. Alih-alih menjadikan mereka
sebagai lawan, ia justru menjadikannya sebagai kawan untuk mencapai misi
suci ini. Takkar adalah seorang Beastmaster yang dipercaya akan
menyelamatkan Wenja. Mampukah Takkar menyatukan dan menyelamatkan suku Wenja dari ragam ancaman yang ada?
Lantas, tantangan seperti apa yang akan dihadapi oleh Takkar?
Mampukah ia mengumpulkan orang-orang penting dari Wenja dan kembali
menyatukan mereka? Seberapa menyeramkannya pula suku Udam dan Izila itu
sendiri? Semua jawaban dari pertanyaan ini bisa Anda dapatkan dengan
memainkan Far Cry Primal ini.
Atmosfer yang Fantastis
Selamat datang di Oros!
Acungan dua jempol untuk Ubisoft dan kemampuan mereka untuk meracik
dunia dengan atmosfer luar biasa yang cukup untuk membuat Anda percaya
bahwa karakter Anda memang hidup di masa tersebut. Kehebatan yang
mereka unjuk di setiap seri Assassin’s Creed dan Far Cry sebelumnya ini
juga mereka terapkan dengan begitu baik di Far Cry Primal ini. Lupakan
soal informasi terbaru soal bagaimana Ubisoft “menyontek” desain peta
Far Cry 4, karena terlepas dari desain besar yang sama, Anda tak akan
merasa ada kemiripan sama sekali di sini. Secara teknis visual, ia
memang terlihat tak banyak berbeda dengan Far Cry 4, walaupun mengusung
model karakter dengan detail yang memang lebih pantas diacungi jempol.
Membiasakan diri di dalam dunia dengan warna datar yang didominasi
orange, coklat, dan hijau mungkin jadi hal pertama yang harus Anda
lakukan ketika terjun masuk ke Far Cry Primal ini.
Ubisoft terhitung berhasil membangun dunia di masa purba dengan begitu
luar biasa. Alam yang terasa liar dengan vegetasi yang padat akan terus
menemani Anda.
Tetapi di sisi lain, ia juga berhasil menangkap betapa brutalnya masa
itu. Manusia tak lebih dari seonggok daging yang menunggu kematian yang
bisa datang dari banyak arah.
Namun di luar itu, Ubisoft memang pantas mendapatkan acungan dua
jempol. Mereka berhasil membangun dunia 10.000 sebelum Masehi dengan
luar biasa. Tak hanya dari alam yang terlihat liar lewat padang rumpur
dan pohon tinggi yang mendominasi, tetapi juga ragam detail yang dimuat
di dalamnya. Bahasa purba mereka sendiri, desain binatang yang bisa Anda
buru dan lawan, hingga perbedaan peradaban suku Udam dan Izila yang
terlihat jelas lewat pakaian dan aksesoris yang mereka kenakan. Desain
karakter pendukung yang beraksi sebagai motor penggerak cerita dari
Wenja juga bisa dibilang, memanjakan mata, cocok, dan terasa berlebihan.
Bahkan peran si Tensay – sang Shaman dengan kemampuan magisnya yang
luar biasa mudah dipercaya. Mereka juga tak ragu memperlihatkan
kekejaman kanibalistik dengan eksplisit dengan mayat yang terpotong di
sana-sini. Kerennya lagi? Bahkan untuk aktivitas seksual manusia purba,
yang notabene terjadi di alam bebas, juga mereka tampilkan di sini. Dunianya terasa hidup. Animasi binatang companion yang memukau.
Tetapi detail di dalam dunia inilah yang membuat apresiasi memang
pantas dilayangkan. Ubisoft berhasil membuat Oros terasa hidup dan liar
di saat yang sama dan tak terlihat seperti sebuah arena bermain yang
statis. Ekosistem berjalan dinamis, dimana Anda akan sering melihat
predator berusaha memangsa mereka yang lebih lemah. Anda bisa menemukan
seekor macan tutul yang mengejar sekelompok rusa, beruang yang saling
bertarung unutk memperebutkan wilayah kekuasaan, atau Mammoth yang
menerjang sekelompok pemburu. Kerennya lagi? Ubisoft bahkan sampai
membangun animasi gerak yang detail untuk binatang ini, terutama yang
Anda pilih sebagai companion. Sabertooth yang berhasil menangkap seekor
rusa misalnya, akan bergulat dalam animasi spesifik sebelum menghujamkan
taringnya yang tajam ke leher mangsanya. Sebuah pendekatan yang cukup
membuat kami terpesona.
Tak sekedar estetika, perubahan siang malam di Primal juga punya
pengaruh di sisi gameplay. Ancaman menjadi lebih berbahaya di kala bulan
datang.
Ubisoft berhasil membuat Oros terlihat sebagai dunia yang berbahaya
untuk manusia, yang di kala itu, memang masih berjuang untuk merangkak
naik ke puncak rantai makanan. Bahaya selalu mengintai di setiap sudut,
bak dari suku lawan ataupun dari binatang buas yang ada. Mereka juga
menyuntikkan sistem siang – malam di sini dan membungkusnya dengan sisi
gameplay untuk menawarkan sesuatu yang berbeda. Tak hanya efek cahaya
bulan yang lebih dramatis dan lembut, ancaman di kala malam juga terasa
lebih signifikan berbahaya dibandingkan siang hari, yang cukup untuk
membuat Anda senantiasa merasa was-was. Serigala yang berburu dalam
kelompok misalnya, akan membuat setiap malam yang Anda lalui bisa saja
berakhir menjadi yang terakhir kalinya.
Tanpa Senjata Api
Senjatai api? Anda hanya akan mengandalkan teknologi dari batu dan kayu di sini!
Keterbatasan teknologi lah yang membuat Far Cry Primal menjadi proyek
yang menarik di mata para gamer. Bahwa berbeda dengan seri Far Cry
sebelumnya yang memungkinkan Anda memuntahkan ratusan peluru dari
moncong senapan mesin, atau satu peluru efektif dari tiap bidikan
sniper, atau sekedar teropong untuk melihat dan memahami dimana posisi
musuh, Far Cry Primal akan membawa Anda ke masa dimana sekedar api,
masih jadi resource super penting untuk bertahan hidup. Mereka bahkan
masih tak tahu caranya bagaimana melebur metal atau mengetahui apa yang
bisa dilakukan dengan mesiu. Semuanya masih berkisar pada dua elemen
utama – batu dan kayu. Batu dan kayu jugalah yang akan menentukan apakah
Anda akan terlahir sebagai penyelamat suku Wenja atau makanan untuk
suku Udam. Dengan panah, tombak, dan gada yang ada, Takkar sama berbahayanya.
Tak ada granat? Tak masalah. Suku purba yang dipotret Ubisoft ini punya
banyak senjata lempar dengan efek area, termasuk lebah hingga racun
seperti ini.
Namun bukan berarti keterbatasan teknologi ini membuat Takkar tak
punya opsi untuk mencabut nyawa siapapun yang berani menghalangi
aksinya. Far Cry Primal masih menyuntikan cukup banyak ragam senjata,
hanya saja dengan pendekatan gameplay yang berbeda dibandingkan dengan
seri Far Cry di masa modern. Takkar akan diperkuat dengan empat varian
senjata – sebuah panah, tombak, gada, dan shard – sebuah potongan batu
tajam yang bisa diposisikan seperti pisau lempar. Dengan progress yang
berlanjut, Takkar juga akan diperkuat dengan sejenis ketapel batu yang
mampu melontarkan batu dengan kecepatan tinggi yang tentu saja mematikan
serta rangkaian “bomb” yang berisikan lebah dan api. Takkar mungkin tak
punya shotgun atau uzi, namun di masa itu, apa yang ia bawa di
perjalanannya cukup untuk melakukan genosida suku manapun.
Pemilihan senjata seperti ini memang menghasilkan dua sensasi
pertempuran yang berbeda di Primal – bahwa ia terasa lebih lambat dan
fokus melee yang kini memainkan peran lebih krusial. Panah bukanlah
pistol. Ia punya jarak momentum, ia tak bisa ditembakkan dengan cepat
secara instan, dan ia butuh ketepatan bidik yang lebih presisi. Hal ini
membuat pendekatan pada beragam ancaman, terutama binatang besar yang
alot atau bergerombol menjadi tantangan tersendiri. Aksi menjadi lebih
lambat dan penuh perhitungan, seperti saat Anda menjadikan sniper dengan
peredam sebagai andalan. Anda harus memastikan bahwa tiap panah ini
akan berakhir seefektif mungkin.
Dengan menjadikan panah sebagai senjata range utama, sensasi
memaksimalkannya tentu berbeda dengan senjata api. Butuh kesabaran untuk
menggunakannya.
Untuk pertarungan non-stealth, gada dan tombak yang juga bisa dilempar
jika Anda inginkan, akan jadi andalan untuk pertarungan melee.
Untungnya, hal ini dikompensasi dengan dua senjata – gada dan tombak
yang bisa Anda ayunkan atau hujamkan sebagai senjata melee. Melee memang
memainkan peranan yang cukup penting di Far Cry Primal. Serangan jarak
dekat seperti ini akan sering Anda temui dan terasa cukup overpowered
daripada sekedar menjadikan senjata range sebagai andalan. Ketika Anda
berhasil menemukan gada lebih besar, misalnya, ayunan kuat Anda bahkan
cukup untuk membuat varian musuh yang lebih kecil langsung melambung
begitu saja dan hanya membutuhkan beberapa pukulan untuk menundukkan
varian musuh yang memang lebih alot, baik dari Udam maupun Izila yang
memang punya varian jenis pasukan. Begitu Anda tak bisa lagi stealth dan
musuh mulai bergerak aktif yang membuat bidikan panah hampir mustahil,
tak ada lagi strategi yang lebih tepat selain langsung berlari mendekat
dan mulai mengayungkan gada atau menusukkan tombak Anda ke kepala atau
jantung mereka secepat mungkin.
Pada akhirnya, terlepas dari tema yang memang menonjolkan peradaban
manusia yang jauh dari apa yang kita kenal selama ini, Far Cry Primal
masih tetap berhasil mempertahankan banyak elemen gameplay khas
franchise Far Cry lewat pergantian elemen dengan fungsi yang sama.
Seperti contohnya, teropong yang digunakan untuk mengetahui posisi tata
letak musuh dan membubuhkan tag permanen untuk mengetahui gerak mereka,
yang tak mungkin ada di seri ini. Sebagai gantinya? Status Anda sebagai
seorang Beastmaster kini memungkinkan Anda untuk menyuruh burung hantu
andalan Anda untuk berperan sebagai “mata”, untuk memeriksa wilayah,
melakukan tag di musuh yang berhasil Anda temui, bahkan memintanya untuk
menghabisi satu musuh spesifik yang Anda target. Takkar mungkin tak
punya teknologi perang seperti yang kita kenal, tapi Ubisoft
memastikannya tak kalah efektif sebagai seorang mesin pembunuh. Siapa yang butuh teknologi “usang” seperti teropong jika Anda bisa menyuruh burung hantu sebagai drone pengintai Anda?
Ada kesan familiar di stuktur misi yang ada. Ada banyak misi acak, misi
sampingan, dan tentu misi utama yang bisa diselesaikan untuk memicu
progress cerita. Sistem “tower” di Primal kini hanya sekedar untuk
membuka Fast Travel Point.
Struktur misi yang diusung Far Cry Primal ini sendiri tak banyak
berbeda dengan apa yang kita kenal dari seri Far Cry sebelumnya. Ada
sensasi familiar di sana walaupun Anda kini terjebak di 10.000 tahun
sebelum Masehi. Oros tetap menjadi sebuah “arena bermain” terbuka yang
bebas Anda eksplorasi hingga ke setiap sudut yang ada. Sistem tower
seperti halnya game-game open-world Ubisoft yang lain masih tetap
disertakan di sini lewat sistem membakar api unggun atau membersihkan
camp musuh dari Udam atau Izila. Namun fungsinya sendiri sudah berbeda.
Ia tak lagi membuka area dan beragam misi kecil yang tersebar di
sekitar, sistem ini hanya disiapkan untuk membuka Fast Travel point
saja. Akan ada ragam misi sampingan dari karakter NPC ataupun penduduk
biasa yang Anda temui, atau sekedar misi acak yang tersebar di penjuru
Oros. Dan tentu saja, Anda akan bertemu dengan misi-misi yang memang
didesain untuk mendorong progress cerita. Pohon skills yang lebih luas. Tak hanya exp dan skill point, misi sampingan dan acak juga akan berkontribusi pada bertambahnya jumlah penduduk di camp Anda. Lebih banyak penduduk = lebih banyak reward resource harian di stash.
Dengan menyelesaikan misi-misi seperti ini, Anda akan mendapatkan
ekstra experience points dan tentu saja – 1 skill points setiap kali
berhasil menyentuh akumulasi jumlah tertentu yang nantinya, bisa
didistribusikan ke salah satu skill dari rangkaian pohon skill yang di
Far Cry Primal, memang lebih bervariasi dengan efek yang cukup berbeda
satu sama lain. Sistem seperti ini tampaknya tak akan lagi terasa asing,
tak hanya untuk para penggemar Far Cry, tetapi juga game-game action
open-world pada umumnya. Yang unik di Far Cry Primal adalah sistem
penduduk. Seperti yang kita tahu dari plot, Takkar memang diminta untuk
merekrut dan mengumpulkan para anggota suku Wenja yang tersebar di Oros.
Ubisoft berhasil mengaplikasikan hal ini tak hanya dari sisi cerita,
tetapi juga gameplay. Menyelesaikan misi sampingan juga akan
memungkinkan Anda untuk merekrut anggota Wenja yang selamat untuk
diminta meramaikan camp utama. Semakin banyak jumlah penduduk ini,
semakin banyak pula resource harian yang bisa Anda “panen”. Ia jadi
elemen baru yang krusial karena resource memang bukan hal remeh temen di
Far Cry Primal.
Berburu dan Meramu
Resource memainkan peranan lebih krusial di Primal. Serasi dengan
timelinenya yang memang menjadikan berburu dan meramu sebagai bagian
hidup manusia di kala itu.
Seberapa sering Anda mendengar kata “Berburu dan Meramu” ketika
mempelajari pelajaran Sejarah di sekolah? Bahwa manusia di masa
pra-sejarah memang menggantungkan hidupnya dari dua aksi ini – berburu
dan makan binatang liar serta mengumpulkan bahan makanan langsung dari
alam liar. Hal yang jadi “gaya hidup” manusia purba ini juga berhasil
diaplikasikan Ubisoft di Primal dan bahkan menjadikannya sebagai elemen
utama yang juadi identitas unik tersendiri.
Seperti yang kami sebut di atas, Anda memang mengandalkan teknologi
senjata yang lebih primitif, yang tentu saja punya daya tahan yang lebih
buruk dibandingkan senjata-senjata yang ada saat ini. Anda memang punya
kesempatan besar untuk memungut kembali setelah menggunakan mereka,
ketika tertancap di tubuh binatang atau tergeletak di tanah begitu saja,
tetapi resiko mereka hilang atau rusak selalu terbuka lebar. Apalagi
jika Anda membakarnya untuk ekstra penerangan atau ingin membakar
material yang lain, misalnya. Di sinilah, elemen berburu dan meramu
Primal menjadi ekstra kesibukan gameplay yang harus Anda perhatikan.
Karena pada akhirnya, Anda lah yang harus meracik kembali semua senjata
tersebut. Dan sistem crafting untuk senjata ini butuh resource
tersendiri. Ayo berburu!
Semua resource yang Anda kumpulkan, seperti halnya di seri FC
sebelumnya, tentu digunakan untuk crafting. Tapi di Primal, fungsi ini
diperluas.
Crafting memang bukan hal baru di Far Cry, karena seri sebelumnya
juga sudah mengusung hal yang sama. Bahwa Anda butuh ekstra kulit
binatang atau material yang lain untuk memperbesar kantong uang Anda,
tas untuk membawa ammo senjata, dan yang lainnya, sesuatu yang juga
diaplikasikan di Far Cry Primal. Namun di masa prasejarah ini, kebutuhan
berburu dan meramu ini menjadi lebih intensif. Karena hampir semua
aspek perlengkapan yang Anda butuhkan harus Anda racik sendiri. Anak
panah Anda hilang? Crafting. Tombak Anda patah? Crafting. Gada Anda
terlempar entah kemana? Crafting. Selalu ada kebutuhan untuk material
tambahan hanya untuk memastikan Anda bertahan hidup.
Untungnya, proses berburu ini sendiri tak terhitung sulit. Takkar
dilengkapi dengan kemampuan yang disebut sebagai Hunter Vision, yang tak
berbeda dengan Eagle Vision para Assassin di Assassin’s Creed. Dengan
dunia yang berubah jadi sekedar dua warna, item-item resource yang bisa
dikumpulkan akan binatang-binatang yang Anda buru akan terlihat jelas.
Binatang exoctic yang super langka juga bahkan akan ditandai dengan
bebauan yang bisa Anda lihat dengan menggunakan kemampuan yang satu ini.
Dengan panah yang tak seefektif senapan mesin, ia juga bisa
dimaksimalkan untuk melacak arah lari hewan yang mungkin sekedar cedera
dan terluka parah karena panah Anda yang gagal menembus kepala mereka. Anak panah, tombak , atau gada semuanya harus dibuat kembali dengan resource yang ada jika ia berakhir hilang atau rusak. Atau habis terbakar karena membutuhkan sedikit pencahayaan.
Resource ini juga menjadi hal yang penting untuk membangun desa Anda
sendiri. Takkar memang ditugaskan untuk mengumpulkan orang-orang Wenja,
dan di antaranya – ada begitu banyak karakter pendukung yang jika
berhasil Anda tarik hatinya, tak ragu untuk membangun rumah mereka
sendiri di Wenja. Sebagai gantinya? Kehadiran mereka akan menambahkan
pohon skill, akses senjata, hingga beragam perlengkapan baru. Setiap
karakter ini akan punya area rumah yang bisa ditingkatkan untuk membuka
akses cerita atau teknologi lebih jauh, dan seperti yang bisa
diprediksi, mereka butuh resource yang cukup besar untuk dieksekusi.
Membuat aksi eksplorasi Anda menjadi harus terikat kuat dengan usaha
untuk mengumpulkan sebanyak mungkin resource sembari jalan. Resource juga dibutuhkan untuk membangun desa, yang akan membuka akses teknologi lebih banyak. Untungnya penamaan setiap resource ini juga memudahkan Anda untuk tahu lokasi tepat dimana mencarinya.
Berita baiknya? Far Cry Primal menyuntikkan proses penamaan yang
sangat mudah ditelusuri. Beragam resource dinamai sesuai dengan lokasi
dimana mereka bisa dicari. North Cedar – berarti kayu ini hanya bisa
dicari di bagian utara Oros, South Rock – di bagian selatan, atau Violet
Leaf yang hanya bisa ditemukan di malam hari. Setidaknya proses ini
mempermudah dimana Anda harus mencarinya jika kekurangan. Sistem seperti
ini juga membuat reward harian resource yang disimpan penduduk di Stash
pribadi Anda menjadi semacam asuransi ekstra ketika ternyata usaha Anda
untuk membangun atau meracik sesuatu harus dihalangi kekurangan 1-2
resource yang butuh usaha ekstra untuk dicari. Primal membuat proses ini
lebih penting dibandingkan dua seri sebelumnya.
The Beastmaster
Apa artinya status Anda sebagai seorang “Beastmaster” jika Anda tak mampu mengendalikan mereka?
Tombak dan panah Anda mungkin dua senjata yang paling sering Anda
gunakan untuk menghabisi rangkaian ancaman yang ada, namun pada akhirnya
– kemampuan Takkar sebagai seorang Beastmaster lah yang membuat Primal
bersinar. Dengan talenta luar biasanya itu, Takkar bisa menjinakkan
ragam binatang yang sebelumnya hanya punya satu pikiran – mencabik tubuh
Anda hingga menjadi bagian-bagian kecil yang lezat dan membuat mereka
jadi companion Anda. Ada ragam binatang berbahaya yang bisa Anda
jinakkan – dari serigala, beruang, harimau Sabertooth, hingga binatang
paling menjengkelkan di Far Cry 4 – Badger.
Dengan hanya melemparkan umpan daging dan membiarkan mereka makan,
Anda bisa menjinakkan mereka dengan hanya menggunakan satu tombol aksi
sederhana saja. Begitu masuk ke dalam companion, mereka akan otomatis
tersedia di “library” binatang apa saja yang bisa Anda panggil kapanpun
Anda butuhkan. Tiap binatang punya kelebihan dan kemampuan mereka
masing-masing. Serigala mampu bergerak secara sembunyi-sembunyi namun
tak punya bar HP yang alot, sementara beruang misalnya, punya daya tarik
yang berkebalikan. Anda bisa menyembuhkan mereka jika cedera dengan
memberikan daging (yang notabene jadi resource lain yang harus
dikumpulkan dan dijaga tetap ada) atau membangkitkan mereka dengan Red
Leaf jika kondisi lebih buruk lebih muncul. Melemparkan daging umpan, hanya butuh satu tombol untuk menjinakkan mereka. Begitu sudah dijinakkan, ia akan masuk ke dalam “library” binatang companion yang bisa Anda panggil kapanpun Anda mau.
Kehadiran binatang-binatang ini memang tak lebih dari sekedar untuk
memperkuat identitas Takkar sebagai seorang penyelamat sekaligus
mempermudah aksi Anda yang penuh dengan limitasi karena keterbatasan
teknologi.
Binatang-binatang ini cukup pintar untuk menyerang dan membunuh
secara instan semua musuh yang berusaha mendekati Anda, membuat
pekerjaan Anda berakhir menjadi jauh lebih mudah. Lewat command
sederhana, Anda bisa menyuruh mereka menyerang target spesifik yang Anda
inginkan atau sekedar meminta bergerak ke area yang Anda inginkan.
Kerennya lagi? Tak hanya manusia, Anda juga bisa meminta mereka untuk
mengejar binatang buruan yang tengah Anda incar untuk memastikan mereka
tak lepas. Posisi rantai makanan juga berlaku di companion Anda. Ini
berarti, jika Anda punya companion seekor harimau Sabertooth, misalnya,
maka binatang buas apapun yang lebih kecil darinya seperti leopard,
serigala, atau badger tak akan berani dekat-dekat dengan karakter Anda.
Pendekatan yang menurut kami, pantas diacungi jempol. Mereka cukup pintar untuk menghabisi siapapun yang mengancam nyawa Anda. Let them fight!
Sebagai seorang Beastmaster, pada akhirnya, aksi Anda tak akan
sekedar ditentukan dari kemampuan Anda untuk menaklukkan
binatang-binatang seperti ini. Anda juga akan diberi kesempatan untuk
mencari, mengejar, dan menjinakkan tiga varian binatang legendaris yang
hadir dengan stat yang lebih baik dan visual lebih keren, yang semuanya
akan hadir sebagai misi terpisah.
Lantas, bagaimana dengan Mammoth? Sayangnya, walaupun Anda sering
bertemu dengan binatang yang begitu tenang dan mengancam di saat yang
sama ini, Anda tak akan bisa menjinakkannya secara permanen. Namun jika
Anda sudah mengambil satu skill spesifik dari pohon skill yang ada, Anda
bisa langsung menjinakkannya di tempat dan langsung mengendarainya,
membuatnya tampil sebagai mesin pembunuh yang super efektif. Tak hanya
untuk Mammoth, skill yang sama juga akan memungkinkan Anda untuk
mengendarai Sabertooth atau beruang sekalipun untuk gerak lari yang
lebih cepat. Ada beberapa binatang “legendaris” yang juga bisa Anda buru sebagai Beastmaster. Memperkenalkan GO-BEAR, moda transportasi masa purba. Hubungi kami lewat aplikasi asap dan kami akan datang menjemput.
Seberapa signifikan penambahan fungsi binatang companion ini di Far
Cry Primal Anda? Sayangnya, bagi kami sendiri, berakhir tak lebih dari
gimmick. Pada akhirnya, kemampuan panah Anda dan serangan melee Anda
yang overpowered tampaknya sudah cukup untuk menyelesaikan hampir semua
tantangan yang ada. Satu-satunya binatang yang punya peran krusial yang
tak tergantikan hanyalah si burung hantu yang berfungsi sebagai
“teropong” Anda dan sekaligus bisa ditugaskan untuk membunuh secara
instan musuh yang Anda target sejak awal.
Potensi Karakter Keren yang Tak Dimanfaatkan
Far Cry Primal punya banyak karakter pendukung yang keren. Sayangnya, tak dimanfaatkan maksimal.
Kesan familiar memang mengalir kentara dari Far Cry Primal, terutama
dari struktur misi yang ia usung. Namun berbeda dengan seri sebelumnya
yang menawarkan karakter sampingan yang begitu terbatas di dalamnya, Far
Cry Primal sebenarnya memuat banyak karakter pendukung yang tak hanya
punya desain yang keren, tetapi juga karakterisik kepribadian yang kuat
dan unik. Sayang seribu sayang, hanya dua karakter – Sayla dan sang
shaman – Tensay yang punya peran penting dalam cerita utama – usaha
untuk bertahan hidup dan menundukkan dua suku lain, Udam dan Izila.
Sementara karakter lain yang unik, berakhir jadi sekedar penyedia misi
terlepas dari potensi yang begitu besar.
Sebagai contoh, Jayma, misalnya – sang pemburu wanita yang jadi
favorit kami di game yang satu ini. Super keren, tenang, dan garang di
saat yang sama, Jayma yang sebenarnya punya potensi untuk memainkan
banyak peran dalam pertarungan antara Wenja vs Udam vs Izila ini
ternyata lebih banyak berdiam di kemah dengan peran hanya untuk
memberikan Anda misi ekstra. Hal yang sama juga kami rasakan ketika
bertemu dengan si gila – Urki yang haus dengan pengetahuan dan lompatan
teknologi. Ada segudang cara, ada begitu banyak potensi bagaimana
karakter ini bisa masuk ke dalam cerita utama, ada banyak celah untuk
membuat kepribadian gilanya lebih menarik, namun Urki berakhir dengan
nasib yang tak banyak berbeda dengan Jayma. Pemburu wanita yang garang dan mematikan, tapi berfungsi sekedar penyedia misi tanpa ada peran di cerita utama? Meh. Kepribadian kuat dan desain keren, ada banyak cara sebenarnya karakter-karakter ini bisa memperkuat progress plot utama Primal.
Bagi kami, ini adalah sebuah kesempatan besar yang terlewatkan begitu
saja oleh Ubisoft. Karakter kern dengan kepribadian unik berakhir
sekedar sebagai penyedia misi, penduduk “biasa” di dalam camp yang tak
punya banyak peran selain menunggu kehadiran karakter utama. Parahnya
lagi? Terlepas apakah Anda berhasil atau gagal untuk merekrut setiap
dari mereka, Far Cry Primal tak punya reward ekstra untuk akhir cerita.
Kesimpulan
Far Cry Primal adalah sebuah game action open-world yang solid, tak ada
kata yang lebih tepat untuk menjelaskan game racikan Ubisoft yang satu
ini. Keberanian untuk bergerak melawan arus mainstream dan kembali ke
tahun 10.000 sebelum Masehi dengan ragam keterbatasan teknologi saat itu
berhasil menciptakan sebuah sensasi pengalaman game action yang unik,
yang dibungkus dengan skema misi dan mekanik open-world yang sudah
terasa begitu familiar.
Far Cry Primal adalah sebuah game action open-world yang solid, tak
ada kata yang lebih tepat untuk menjelaskan game racikan Ubisoft yang
satu ini. Keberanian untuk bergerak melawan arus mainstream dan kembali
ke tahun 10.000 sebelum Masehi dengan ragam keterbatasan teknologi saat
itu berhasil menciptakan sebuah sensasi pengalaman game action yang
unik, yang dibungkus dengan skema misi dan mekanik open-world yang sudah
terasa begitu familiar. Namun kekuatan utama di Far Cry Primal tentu
saja terletak pada kemampuan Ubisoft untuk meracik dunianya – Oros
dengan begitu optimal, hingga membuat Anda percaya bahwa “taman bermain”
Anda memang sebuah dunia dimana batu dan kayu adalah satu-satunya
benteng pertahanan untuk bertahan hidup melawan kekejaman alam dan
masyarakat yang hadir tanpa aturan.
Walaupun demikian, tentu saja game ini punya kelemahan yang pantas
untuk dicatat. Seperti keluhan kami di atas, serangkaian karakter keren
yang berakhir tak dimanfaatkan dengan maksimal untuk kepentingan cerita
utama dan berakhir sekedar “penyedia misi” adalah sesuatu yang
mengecewakan. Keluhan lain juga muncul dari sistem kontrol dengan
companion yang seringkali berakhir menjengkelkan. Bagaimana tidak?
Ubisoft memutuskan untuk menaruh perintah Heal dan Ride di tombol yang
sama, membuat kedua perintah ini saling bertabrakan ketika Anda berusaha
menyembuhkan companion Anda di saat yang genting. Sistem pertarungan
melee yang berakhir jadi festival gebuk tanpa feedback yang berarti dan
animasi yang lemah jadi catatan ekstra. Kelemahan lain yang juga sempat
kami perhatikan? Tak ada sistem cuaca acak. Agak aneh jika melihat
bagaimana dunia liar, dengan pohon besar dan vegetasi yang lebat, tak
pernah punya cuaca hujan sama sekali.
Namun di luar semua kekurangan tersebut, Far Cry Primal tetap jadi
game action open-world yang pantas diacungi jempol. Di sisi lain ia
terasa begitu unik, namun di sisi lain – ada niat jelas Ubisoft untuk
“bermain aman” dengannya dan tak lantas melenceng dari garis besar
desain game open-world mereka selama ini. Pada akhirnya, tema, setting,
dan atmosfernya yang menjual Far Cry Primal dan bukan dari inovasi atau
keunikan dari sisi gameplay.
Kelebihan
Atmosfer dunia yang super keren
Atmosfer dunia purbakala yang keren
Desain karakter pendamping yang pantas diacungi jempol
Ancaman alam yang terasa berbahaya
Pohon skill yang lebih beragam
Kemampuan mengendalikan binatang
Kekurangan
Vegetasi sepadat ini tanpa cuaca hujan sama sekali? Pffttt..
Tak ada sistem cuaca (hujan)
Skema kontrol saat menyembuhkan binatang companion yang terkadang membuat frustrasi
Potensi karakter pendukung tak dimanfaatkan optimal
Sistem pertarungan melee yang terasa lemah
Dua suku lawan – Adam dan Izila terlihat sekedar “berbeda skin”
Cocok untuk gamer: yang mencintai seri Far Cry, yang bosan dengan game FPS dengan tema masa kini atau futuristik Tidak cocok untuk gamer: yang berharap ia akan terasa berbeda dengan seri Far Cry sebelumnya, yang lebih senang dengan ragam senjata api
This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
Where to Bet on Slots & Casino Games in 2021 - Dr Slot 당진 출장안마 machines are one of 논산 출장안마 the 논산 출장안마 most popular 영천 출장샵 ways to bet on slot machines. They have 안동 출장마사지 great animations and great characters, and this is where you'll find
Where to Bet on Slots & Casino Games in 2021 - Dr
BalasHapusSlot 당진 출장안마 machines are one of 논산 출장안마 the 논산 출장안마 most popular 영천 출장샵 ways to bet on slot machines. They have 안동 출장마사지 great animations and great characters, and this is where you'll find